Langsung ke konten utama

Saat Mendengar Istrinya Kawin Lari Dengan Lelaki Lain, 2 Tahanan Narkoba Kabur dari Rutan Jeneponto Saat Sholat Jumat


POLIS, JENEPONTO - Dua orang tahanan kabur di Rutan Kelas IIB Jeneponto, Sulawesi Selatan pada Jumat kemarin (17/4/2020)

Kedua tahanan tersebut kabur dengan memanfaatkan saat jadwal pelaksanaan salat Jumat yang akan dimulai.

Tahanan yang melarikan diri bernama Sunaidi(42) warga Batu Bassi, Desa Palantikang, Kecamatan Bangkala, dengan Usman (31) warga Kampung Barayya, Desa Borong Tala, Kecamatan Tamalatea. Diketahui kedua tahanan ditangkap karena terlibat kasus Narkotika jenis sabu.

Kepala rumah tahanan negara (Rutan) kelas IIB Jeneponto, Hendrik, membenarkan kejadian saat dikonfirmasi awak media.Sabtu (18/4/2020).

“Betul ada disini tahanan kita dua orang yang melarikan diri dari Rutan kelas IIB Jeneponto,”katanya

Ia mengatakan kedua tahanan tersebut kabur saat pelaksanaan sholat Jumat dimulai. Keduanya kabur dengan memanjat pagar pembatas antara dapur dan pagar luar.

“Dia pelaku memanjat pagar pembatas antara Blok dapur dan pagar luar, kemarin hari Jumat sewaktu pelaksanaan sholat Jumat dimulai sekitar jam 12.40 Wita,” ungkapnya.

Lebih lanjut kata ia, bahwa sebelum dua tahanan kabur, petugas rutan telah berjaga  jaga. Bahkan saat Khutbah dua tahanan masih ada.Namun saat sujud waktu melaksanakan sholat sudah tidak ada lagi.

“Ada petugas yang berjaga  jaga, dan pas juga kita bersamaan dengan waktu sholat Jumat dimulai. Waktu Khutbah keduanya masih ada.Jadi waktu bersamaan sujud keduanya sudah tidak ada lagi kemungkinan sudah melarikan diri”terang Hendrik

Informasi dari warga binaan rutan dan pihak keluarga bahwa dua tahanan kabur dipicu dengan mendapat kabar jika sang istri salah pelaku telah kawin lari dengan lelaki lain.

“Kalau alasanya kita dengar yang diperkuat dari informasi dari keluarganya sendiri, bahkan kita sudah mengunjungi kediamanya, bahwa sang istri pelaku kawin lari dengan lelaki lain selingkuhanya dan dianggap kasus siri” tutupnya. (Rahmat Hidayat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Turun dan Belerang Tercium, Warga Siaga

POLIS, Bandar Lampung –  Gunung anak Krakatau meletus, adapun erupsi terjadi pada pukul 21.58 WIB malam, dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak dan ± 357 m di atas permukaan laut. Erupsi ini juga terekam di seismograf situs Magma Kementerian ESDM dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik. Pasca kejadian sekitar pukul 13.11 WIB, Warga pulau subesi Lampung Selatan, Bapak Syamsir yang dekat dengan Gunung anak krakatau menceritakan bahwa benar ada suara gemuruh sebanyak dua kali. Meski demikian hingga sambungan telepon itu terhubung pihaknya menyatakan situasi masih aman karena tak ada getaran yang begitu terasa. “Iya tadi sekitar pukul setengan sebelas ada gemuruh keras, trus belum lama ini juga ada terdengar,” ujar pak Syamsir saat dihubungi media, Sabtu (11/04/2020). Tak hanya mendengar suara gemuruh katanya, pasca beberapa waktu letusan aroma belerang juga tercium, sehingga beberapa warga dan aparat desa mulai berkumpul untuk berjaga-jaga. Kami tetap tenang k

Diduga Kuat Kades Pulau Legundi Tilep Dana Desa Hingga Ratusan Juta Rupiah

Pesawaran -  Kepala Desa Pulau Legundi, Kecamatan Punduh Pidada, A. Zulchoidir diduga kuat menggelapkan Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2018-2019 sampai 2020. Dugaan tersebut dilihat dari ada beberapa item kegiatan belanja yang tidak dilakukan alias fiktif, selama 3 tahun berturut-turut, padahal sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Hal itu diperkuat dengan adanya pernyataan dari beberapa Tenaga Kesehatan kepada awak media beberapa waktu yang lalu, untuk menanyakan Dana Desa untuk kesehatan kemana saja. "Memang bapak sudah tanya dana desa buat kesehatan kemana saja? a tau tidak menanyakan ada tidak dana desa itu untuk kesehatan?" kata salah satu Nakes Punduh Pidada yang identitasnya dirahasiakan.  Sementara menurut data yang ada pada redaksi bahwa untuk Anggaran Kesehatan dari DD tahun anggaran 2020 saja nilainya sangat Fantastis yakni Rp.34.200.000,00 Dan ketika media mencoba mengkonfirmasi kepada salah satu Tenaga Kesehatan di P