Langsung ke konten utama

Polsek Semaka dan Warga Evakuasi Jenazah Kakek 90 Tahun

 


Tanggamus | Kakek 90 tahun bernama San Mukri alias Sadi ditemukan meninggal dunia di pinggir sungai bukit roro ireng Pekon Sukajaya Pekon Sukajaya kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus, Sabtu (10/10/20) sore.

Jenazah korban yang merupakan warga Pekon Sukajadi, Semaka itu ditemukan terbujur kaku dalam kondisi badan miring, tubuhnya hampir membusuk diduga telah meninggal dunia sekitar 4 - 5 hari, Pasalnya ia diketahui meninggalkan rumah sejak seminggu lalu.

Korban meninggal diduga karna mengalami kelelahan dan kelaparan, lalu pada saat berjalan korban terpeleset dan terperosok sejauh 10 meter ke arah sungai, kepala korban terbentur batu yang barada disungai hingga tak sadarkan diri.

Proses evakuasi jenazah tergolong sulit karna medan jalan dan lokasi TKP berada 4 km dari pemukiman warga serta jalan yang dilalui sangat terjal berada di pinggiran bukit.

Kapolsek Semaka Polres Tanggamus Iptu Heri Yulianto, mengatakan jenazah korban ditemukan pada sekitar pukul 16.00 Wib di pinggir sungai yang berada tidak jauh dari areal perkebunan bukit roro ireng Pekon Sukajaya.

"Mayat pertama kali ditemukan oleh Suyono (51) petani warga Pekon Sukajaya yang sedang melintas tidak jauh dari TKP. Saat ia mencium bau tidam sedap yang berasal dari pinggir kali," kata Iptu Heri Yulianto mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK.

Lanjutnya, posisi korban saat ditemukan dalam kondisi tubuh miring disekitar bebatuan sungai, tidak jauh dari perkebunan milik warga Pekon Sukajaya yang lokasinya diperbukitan

"Tubuh kornan ditemukan, berada pada jarak sekitar 10 meter dibawah jalan yang dilalui oleh saksi Suyono. Adapun jarak dari rumah korban ke TKP sekitar 15 km," ujarnya.

Kapolsek menjelaskan, kronologis kejadian bermula pada hari Sabtu, 03 Oktober 2020, korban diketahui meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarga. Awalnya keluarga tidak curiga karna dalam kesehariannya korban memang sering berjalan-jalan berkeliling.

Namun anak korban bernama Caswadi mulai bingung dan khawatir karna hingga menjelang sore hari korban belum juga kembali ke rumah, sehingga keluarga dan warga Pekon Sidodadi, Semaka melakukan pencarian namun karna situasi malam serta keterbatasan penerangan akhirnya pencarian dihentikan.

Selanjutnya, pencarian dilakukan selama berhari-hari namun belum juga ditemukan tanda-tanda keberadaan korban hingga akhirnya pada Sabtu (10/10) pukul 16.00 wib pihak keluarga mendapatkan informasi tentang penemuan sesosok mayat, sehingga mereka mendatangi lokasi.

"Setelah dipastikan oleh pihak keluarga akhirnya mayat tersebut dapat dikenali dari pakaian yang terakhir dikenakan oleh korban," jelasnya.

Kapolsek mengaku, sebelum pihaknya menerima informasi kehilangan warga Pekon Sidodadi pada hari Minggu (4/20/20) pagi. Kemudian bersama warga telah berupaya melakukan pencarian, namun selama beberapa hari korban belum juga diketahui tanda-tanda keberadaannya atau belum ditemukan.

Setelah teridentifikasi oleh pihak keluarga, kemudian jenazah di evakuasi secara bertahap, dimulai dari pinggir sungai ke jalan perbukitan, dilanjutkan ke lokasi penjemputan ambulance Puskesmas Semaka diperbatasan Pekon Tugu Papak jarak 4 dari TKP, lalu dibawa ke rumah duka di Pekon Sidodadi.

"Setelah dirumah duka, dilakukan proses pemulasaraan jenazah dan malam ini juga jenazah dimakamkan di TPU Pekon Sidodadi," ujarnya.

Ditambahkannya, dugaan sementara korban meninggal dunia karna mengalami kelelahan dan kelaparan saat berjalan diatas jalan terjal, sehingga terperosok ke arah sungai.

"Dugaan sementara, korban berjalan di jalan tebing, lalu terpeleset dan terperosok sejauh 10 meter ke arah sungai sehingga kepala korban terbentur batu yang berada disungai tersebut," pungkasnya. | red

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Turun dan Belerang Tercium, Warga Siaga

POLIS, Bandar Lampung –  Gunung anak Krakatau meletus, adapun erupsi terjadi pada pukul 21.58 WIB malam, dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak dan ± 357 m di atas permukaan laut. Erupsi ini juga terekam di seismograf situs Magma Kementerian ESDM dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik. Pasca kejadian sekitar pukul 13.11 WIB, Warga pulau subesi Lampung Selatan, Bapak Syamsir yang dekat dengan Gunung anak krakatau menceritakan bahwa benar ada suara gemuruh sebanyak dua kali. Meski demikian hingga sambungan telepon itu terhubung pihaknya menyatakan situasi masih aman karena tak ada getaran yang begitu terasa. “Iya tadi sekitar pukul setengan sebelas ada gemuruh keras, trus belum lama ini juga ada terdengar,” ujar pak Syamsir saat dihubungi media, Sabtu (11/04/2020). Tak hanya mendengar suara gemuruh katanya, pasca beberapa waktu letusan aroma belerang juga tercium, sehingga beberapa warga dan aparat desa mulai berkumpul untuk berjaga-jaga. Kami tetap tenang k

Diduga Kuat Kades Pulau Legundi Tilep Dana Desa Hingga Ratusan Juta Rupiah

Pesawaran -  Kepala Desa Pulau Legundi, Kecamatan Punduh Pidada, A. Zulchoidir diduga kuat menggelapkan Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2018-2019 sampai 2020. Dugaan tersebut dilihat dari ada beberapa item kegiatan belanja yang tidak dilakukan alias fiktif, selama 3 tahun berturut-turut, padahal sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Hal itu diperkuat dengan adanya pernyataan dari beberapa Tenaga Kesehatan kepada awak media beberapa waktu yang lalu, untuk menanyakan Dana Desa untuk kesehatan kemana saja. "Memang bapak sudah tanya dana desa buat kesehatan kemana saja? a tau tidak menanyakan ada tidak dana desa itu untuk kesehatan?" kata salah satu Nakes Punduh Pidada yang identitasnya dirahasiakan.  Sementara menurut data yang ada pada redaksi bahwa untuk Anggaran Kesehatan dari DD tahun anggaran 2020 saja nilainya sangat Fantastis yakni Rp.34.200.000,00 Dan ketika media mencoba mengkonfirmasi kepada salah satu Tenaga Kesehatan di P